Pestisida Dari Air Cucian Beras (Leri)

Hama Sasaran
Wereng, Ulat, Walang Sangit dan Serangga kecil lainnya

Bahan-Bahan
-   B-Dua 100 cc
-   Air Cucian Beras (Leri) 1 liter
-   Gula Pasir 100 gram
-   Cuka Makan (Kadar 5%) 100 cc
-   Air Tape 300 cc

Alat-Alat
-   Jerigen Plastik
-   Gelas Ukur
-   Timbangan

Cara Pembuatan
1.     Bahan-bahan di atas diaduk merata dalam jerigen, kemudian ditutup rapat.
2.     Setiap pagi dan sore jerigen dikocok, kemudian tutup dibuka agar gasnya keluar.
3.     Setelah 15 hari, biarkan selama 5 hari lagi dan jerigen dalam keadaan tertutup serta tidak perlu dikocok (hal ini untuk memelihara kondisi an-aerobik). Simpan ditempat yang teduh dan gelap agar proses peragian berlangsung dengan baik.
4.     Tanda-tanda pestisida sudah jadi, bila produksi gasnya sudah berhenti dan berbau sedap yang khas. Bila berbau busuk, berarti pembuatan pestisida gagal.
5.     Pestisida yang jadi harus disimpan di tempat yang relatif dingin dan gelap serta suhu ruangan relatif stabil, tetapi jangan disimpan di dalam kulkas. Pestisida harus sudah digunakan dalam waktu 3 bulan setelah selesai proses pembuatan.

Cara Pemakaian
1.     Dosis penyemprotan, 10-50 cc per 1 liter air. Ini tergantung pada serangan hama.
2.     Penyemprotan sebaiknya dilakukan sore menjelang malam hari, karena hama (terutama ulat) biasanya lebih aktif pada malam hari.
3.     Untuk mencegah serangan lalat buah, penyemprotan bisa langsung pada buahnya.

Tips
1.     Jika susah mencari cuka makan berkadar 5%, pake saja cuka makan yang ada dipasaran, misalnya cuka 25% yang biasa dipergunakan oleh pedagang bakso. Supaya kadarnya menjadi 5%, campurkan 1 bagian cuka dengan 4 bagian air.
2.     Air tape bisa diganti dengan alkohol 30%-40% sebanyak 100 cc. Bila masih sulit juga mendapatkan alkohol berkadar 30%-40%, gunakan saja alkohol 70% yang banyak dijual di apotek. Sebelum dipergunakan, campurkan dulu 1 bagian alkohol 70% dengan 1 bagian air.

Lain-lain
1.     Di alam, serangga dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) golongan berdasarkan sifat-sifatnya, yaitu:
a)     Sebagai hama (parasit). Apabila terkena semprotan pestisida ini, badannya menjadi keriput/kisut/berkerut, kemudian karena tidak mau makan akhirnya mati. Dan bila serangga ini masih juga hidup dan tetap makan tanaman yang disemprot, berarti sama juga dia memakan zat antioksidan, akibatnya pertumbuhan serangga menjadi terhambat, dan akhirnya mati juga.
b)     Sebagai pencegah hama (predator). Berbeda dengan serangga parasit. Pada serangga predator secara alami ia memangsa serangga-serangga parasit. Dia bisa demikian karena di dalam tubuhnya ada zat antioksidan. Pada serangga predator, bila terkena semprotan pestisida ini zat antioksidannya akan menjadi lebih aktif dan kuat.
2.     Mulailah penyemprotan sejak perkecambahan, sebelum hama menyerang tanaman. Namun perlu diperhatikan, biasanya pada tanaman tertentu saat masih kecil tidak tahan disemprot. Daunnya seperti terbakar dan pertumbuhan menjadi kurang baik. Tanda-tandanya ada bintik terbakar pada daun.
3.     Dalam proses pembuatannya boleh dicampur dengan bahan rempah-rempah (jahe, sirih, pinang, kunyit, kencur, sereh, dan sebagainya) yang diekstrak dahulu agar memberi aroma khusus dan menjadi lebih efektif. Juga penambahan ekstrak bahan organik yang mengandung obat-obatan seperti bawang putih, bawang merah, cabe, merica, lidah buaya, buah muda hasil penjarangan dan rumput-rumput muda tertentu sangat dianjurkan. Pencampuran dengan rempah-rempah jenis tertentu dengan tujuan untuk memberikan aroma khusus yang tidak disukai serangga. Rempah-rempah dan jenis tanaman obat juga mengandung antioksidan.
4.     Penyemprotan tanaman sebaiknya dilakukan secara teratur untuk mencegah serangan hama, misalnya setiap minggu sekali, pada sore hari atau setelah hujan lebat. Akan tetapi jika tanaman kita telah diserang hama sebaiknya interval penyemprotan dilakukan menjadi lebih pendek, misalnya 3 hari sekali.
5.     Penggunaan dengan dosisi yang berlebihan tidak akan menimbulkan efek residu seperti pada pestisida kimia sintetis. Bahkan sebaliknya, akan semakin banyak bakteri dari pestisida ini yang “kerja lembur” untuk meningkatkan timbulnya zat antioksidan yang berarti pula semakin memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.