Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk untuk lahan pertaniannya. Misalnya saja dengan menggunakan limbah pertanian dan kotoran hewan, seperti kotoran sapi, kambing atau ayam. Namun, supaya benar-benar dapat dijadikan sebagai pupuk yang siap pakai, limbah-limbah tersebut perlu dimatangkan terlebih dahulu dalam waktu yang cukup lama, kurang lebih sekitar 3-4 bulanan. Tentunya kondisi ini kurang menguntungkan bagi petani.
Untuk mempercepat proses pematangan, limbah organik tersebut harus difermentasi mengunakan mikroba pengurai. Cara ini pertama kali dikembangkan oleh Prof. Teruo Higa dari Jepang. Beliau menyebutnya bokashi, yang berarti bahan organik yang telah difermentasikan. Proses pembuatan bokashi tidak memerlukan waktu berbulan-bulan, tetapi hanya butuh waktu 1-14 hari saja, tergantung dari bahan yang digunakan.
Selain proses pembuatannya cepat, kelebihan lain dari bokashi adalah mampu memperbaiki tingkat kesuburan dan kesehatan tanah serta dapat melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Untuk membuat bokashi dengan bahan dasar 1 ton diperlukan kotoran hewan 800 kg, sekam 150 kg dan dedak (bekatul) 50 kg. Sedangkan untuk mikroba pengurainya menggunakan B-Dua. Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutkan B-Dua sesuai dengan aturan pada label kemasan.
2. Campurkan semua bahan dasar, kemudian aduk-aduk sampai rata.
3. Siramkan larutan yang telah disiapkan pada langkah 1 ke campuran bahan dasar, sambil diaduk perlahan supaya tercampur rata.
4. Jika bahan masih terlihat kering, lakukan langkan 3 sampai bahan benar-benar basah. Tetapi, meskipun basah bila dikepal dengan tangan tidak ada air yang menetes dan bila kepalan dilepas bahan mudah pecah (megar).
5. Gundukan bahan diatas ubin atau tanah yang kering dengan ketinggian minimal 20 cm dan maksimal 1 meter, lalu tutup dengan terpal yang tidak tembus cahaya matahari dan air hujan.
6. Setiap 5 jam sekali suhu diperiksa. Caranya, masukan tangan atau kaki ke dalam bahan. Apabila sebelum 5 detik terasa panas, suhu harus diturunkan dengan menipiskan gundukan sambil diaduk-aduk dan diangin-anginkan. Setelah dingin bahan digundukan dan ditutup kembali.
7. Setelah 7 hari difermentasi, bokashi siap digunakan sebagai pupuk organik.
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk tanaman sayur-sayuran, cangkul lahan terlebih dahulu kemudian sebarkan 3-4 gengam bokashi untuk setiap meter persegi (bila lahan kurang subur bisa diberikan lebih banyak). Cangkul kembali lahan supaya bokashi tercampur rata dengan tanah. Setelah dibiarkan selama seminggu, lahan siap ditanami.
2. Untuk tanaman padi, pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan sebanyak 2 ton/ha, setelah tanaman berumur 15 dan 30 hari masing-masing ½ ton/ha.
3. Untuk tanaman buah-buahan, bokashi disebar di permukaan tanah/pekarangan di sekitar pohon, kemudian diaduk dengan tanahnya. Atau bisa juga dibenamkan mengelilingi pohon sejauh tajuk tanaman (daun terluar).
Photo ilustrasi pembuatan bokashi bisa lihat disini.